Coretan pena

Selasa, 05 Februari 2013

Catatan Jerman : Bukan Salju Terakhir di Duisburg




                                                                                                       Oleh : Lisa Tjut Ali


Jujur saya ini orang kampung yang tinggal paling ujung Indonesia yaitu Aceh. Di aceh juga tinggalnya paling pesisir dekat pantai makanya waktu  2004 kena dampak tsunami. Saya bersyukur masih di beri kesehatan dan umur panjang sehingga dapat  melanjutkan study dan merasakan suka dukanya mengembara dan merantau di Negeri orang. Sebagai orang kampung tentu saja saya ga pernah lihat salju, begitu lihat salju langsung kegirangan macam dapat durian runtuh. Saking penasaran saat itu langsung lombat-lombat sambil celengak-celinguk lihat kiri kanan ga ada orang berarti aman. Langsung dech yumi-yumi salju (* grubekkkkkkk …….rupanya salju yang lembut, putih, seperti awan dan menyelera seperti kembang gula itu ga ada rasa apapun. Alhasil mulut beku yang terasa, betul-betul kampungan (* hehehehe. Sepanjang perjalanan kekampus pun tangan saya tak henti-henti mengusilin salju yang melekat di mobil dan daun-daun.


Di Duisburg salju pertama turun awal desember,  seingatku hari Jumat 7 desember 2012, saking terlena dengan indahnya salju saya lupa untuk foto-foto salju yang turun, padahal ponakan, ortu, teman-teman pingin di kirimi foto atau video tentang salju sementara saat itu salju sudah mulai menipis. 

Saat pertengahan desember di jerman sudah mulai cuti menyambut natal, biasanya natal di jerman di selimuti salju tebal tapi natal 2012 ini tampa salju, salju telah mencair yang tersisa hanya daun-daun yang telah membusuk.  Saat itu saya mulai sedih karena tak ada satu pun foto tentang salju, padahal saat saya online facebook begitu banyak teman-teman yang upload gambar keluarga mereka dengan salju, saya sedih tidak dapat mengirimkan foto untuk keluarga di aceh, air mata pun semakin banjir saat mendapat jawaban dari  beberapa teman yang telah menetap  lama di jerman “  biasanya kalau natal tanpa salju maka tidak ada lagi salju, paling hanya musim dingin yang di selingi hujan dan butiran-butiran es beku yang turun dan segera mencair” (* huhuhu………………saya rasa ingin menangis mendengarnya apalagi saat melihat ramalan cuaca tak ada lagi turun salju tebal, itu berarti tak ada lagi peluang untuk berfoto dengan boneka salju sebagai hadiah untuk ortu, bukan untuk pamer loe, tapi untuk berbagi cerita agar mereka juga tahu dan merasakan bagaimana salju dan kehidupan luar negeri.

Rasa sedih pun semakin memuncak saat menyadari kalau saya hanya setahun saja merantau di jerman, berarti itu salju terakhir untuk saya. Saya tak ingin terus sedih, pasti ada hikmah di balik semua ini, saya ikhlas walau tak ada foto tentang salju yang penting saya pernah  yumi-yumi salju. Setiap hari saya berdoa pada Allah agar dapat melihat salju lagi. Bukankah Allah akan kabulkan setiap doa hamba-NYA. Kalau Allah tunda atau tidak kabulkan doa saya berarti itu yang terbaik untuk  saya saat ini. Yang penting saya tidak ingin putus asa, saya terus berharap, saya tak percaya pada ramalan walau saat itu banyak ramalan beberapa negara eropa sudah tidak suhu minus lagi. Saya yakin kalau Allah berkehendak semua  pasti dapat terjadi yang penting berdoa. 

Hari-hari terus berlalu tampa salju hanya rasa dingin yang terus  menusuk-nusuk seluruh tubuh, hingga pada suatu hari, pertengahan januari kalau saya tak silap hari senin 14 januari 2013. Saat saya baru bangun pagi mau shalat subuh, saya melihat ke arah luar dari pintu kaca besar terlihat ada gumpalan putih di balkon. Subhanallah…………….ternyata pagi ini dari balik jendela masih dapat saya lihat indahnya  salju yang turun seperti kapas, lembut dan sayup-sayup turun menyentuh tanah bahkan tak jarang hinggap di ranting-ranting  pohon yang telah gugur daunnya. Saya segera ke balkon depan untuk melihat salju lebih jelas, saya raih tangan suami untuk menunjukkan  salju. Suami tersenyum melihat salju yang turun semakin tebal.  Kami segera shalat dan berulang kali saya bersyukur pada Allah karena masih diberi kesempatan untuk menikmati salju lagi dan saya juga memohon pada  Allah  agar salju yang turun membawa rahmat  bagi kami, saya berharap salju yang turun tidak membahayakan. Allah kabulkan doa saya. Saya, suami dan teman-teman di jerman dapat menikmati salju, salju turun tebal  tapi tidak sampai membahayakan seperti di rusia yang tebalnya sampai menimbulkan kemacetan lalu lintas dan kegiatan masyarakat.




Bermain Salju



Saya menikmati salju kali ini dengan merekamkan dalam video dan foto untuk saya bagikan cerita pada ortu, ponakan, dan teman-teman. Ini ada beberapa gambar saya dengan salju sekedar berbagi pengalaman. Mudah-mudahan teman-teman yang belum pernah merasakan salju di beri kemudahan rezeki dan langkah untuk kemari juga seperti yang saya rasakan. Inilah salah satu bukti kekuasaan Allah. Allah mampu menciptakan langit, bumi dan segala isinya, diciptakannya berbagai musim seperti musim hujan, salju, gugur, semi, panas agar kehidupan menjadi lebih indah dan variasi.



Kampus berubah menjadi putih



Jalan Lingkar kampus yang diselimuti Salju



Mintalah apapun pada-NYA, Insyaallah dikabulkan, jangan menyekutu dan mempertanding-tandingkan Allah dengan apapun, apa saja mudah bagi-NYA untuk kabulkan permintaan hamba-NYA.

Terima kasih Yaa Allah, Allhamdulillah atas kesempatan menikmati salju, ternyata hari itu bukan salju terakhir di Duisburg

Kini salju telah mencair dan menyisakan sebuah cerita, semoga cerita ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi untuk semua.










8 komentar:

  1. Hahaha... lucu banget ceritanya... Senangnya bisa lihat salju mba Lisa :D. Salam kenal ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga ..........Terima kasih .....

      Hapus
  2. saya malah blm pernah merasakan salju mbak.. kl sy dapet kesempatan seperti kayaknya sy bakal tidur2an di jalan. terserah deh di bilang norak juga.. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe........mudah2an suatu saat nanti teman-teman juga dapat kesempatan yang sama untuk dapat bermain dan merasakan dinginnya salju......

      Hapus
  3. Assalamu'alaykum mbak.. kunjungan silaturrahim ni mbak... hehehe :) saljunya menyenangkan untuk dipandang.. mbak menetap di Jerman kah mbak? gimana makanan di sana enak dan cocok gak mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam, iya saya menetap di jerman saat ini, wah klo dari segi makanan beda jauh dengan negara kita ya, mereka menunya praktis2, krn sudah terbiasa dgn masakan aceh, ya kurang cocok juga dengan rasa makanannya awal2 datang, tp lama2 baru terbiasa.

      Hapus
  4. Jadi inget kisahnya Pak Habibie, Jerman memang 'sesuatu'

    Salam kenal ya...

    Maaf baru bisa berkunjung kemari :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mbak, makasih sudah sudi mampir ya
      saya juga sudah nonton film pak habibie, terharu sekali melihat cinta dan kesetiaan pasangan bu Ainun dan pak habibie

      Hapus


Jangan lupa masukannya untuk perbaikan tulisan di masa yang akan datang.

oya semua foto-foto di sini punya saya pribadi, bagi sahabat yang ingin share foto-foto atau tulisan dalam blog ini, boleh saja tapi jangan lupa bagi tahu saya dulu sekalian nulis source.

Terima kasih karena telah mampir ( * _* )