Coretan pena

Kamis, 20 Juni 2013

SIM penghias dompet



Begitu baca tema GA mbak Hana tentang SIM, saya langsung tersenyum nyengir teringat suami yang sudah punya SIM  tapi belum punya mobil. Alhasil itu SIM hanya jadi penebal dompet. Padahal kalau kita lihat realita sekarang justru sebaliknya banyak orang yang punya mobil, malah mengemudi tanpa SIM. Kalau di pikir kasihan juga itu SIM sudah mau expired tidak pernah digunakan, gimana mau digunakan mobil aja nggak ada, yang lebih parahnya lagi mengemudi aja kagak bisa. Maklum kami selama dirantau selalu kemana-mana naik motor, biar bisa mesra dan nggak macet dijalan, lagian kalau naik motor bisa meluk mesra saat boncengan dan yang enaknya bisa menyelinap disela-sela mobil kalau macet ( hehehhehe, alasan ya, padahal kagak ada modal beli mobil, iya sich udah lama juga pingin punya mobil, buktinya udah ada SIM, mobilnya belakangan, maklum modal baru cukup untuk SIM doang). Semua pasti pingin punya mobil, selain bisa jalan-jalan dengan aman tanpa kena hujan dan panas, juga bisa tiduran kalau perjalanan jauh, hmmmm jadi ketahuan kebiasaan saya  yang suka tidur kalau menempuh perjalanan jauh. 

Waktu itu tepatnya saat balik ke Aceh, suami berencana mau beli mobil, alasan suami pingin beli mobil karena kami sering mudik dari Banda Aceh ke Lhokseumawe dengan motor, Nah suami khawatir lihat saya yang suka ketiduran di belakang motor, gimana nggak tiduran udah perjalanan jauh melewati pergunungan, anginnya itu juga suka merayu mata saya agar tetap terpejam (untuk kebiasaan saya  yang satu ini jangan ditiru ya, berbahaya). Saat itu saya kasih usul sama suami sebaiknya sebelum beli mobil, belajar dulu mobil sekalian buat SIM, suami nurut saja saran saya,  dengan pertimbangan kalau duluan beli mobil tanpa bisa mengemudi dan tidak ada SIM, itu mobil bakalan jadi hiasan bagasi. 

Mulai saat itu setiap selesai shalat subuh suami saya rutin belajar mengemudi  dengan kakak dan abang ipar saya. Allhamdulillah dengan kegigihannya,  suami sudah bisa mengemudi, walau hari pertama belajar tiang listrik dan mobil kakak jadi korban. Setelah suami belajar mengemudi, kami pun membuat SIM. Ternyata buat SIM sangat mudah dan cepat jika semua persyaratan terpenuhi, hanya dalam masa sehari SIM langsung siap. Semua rencana berjalan mulus, tinggal beli mobil yang di nanti. 

Saat kami sudah persiapkan semua modal untuk  beli mobil,  tiba-tiba  ada tawaran untuk melanjutkan studi. Setelah diskusi panjang lebar dengan suami, akhirnya keputusan untuk melanjutkan studi jadi pilihan saat itu, modal untuk beli mobil pun beralih untuk biaya kuliah, sisanya kami beli motor yang murah sebagai transportasi selama studi di Malaysia.


           Akhirnya kami tetap naik motor selama di Malaysia dan SIM suami masih menjadi hiasan dompet, namun sejak merantau ke Jerman malah  dua SIM yang menjadi hiasan dompet. Hidup memang selalu dihadapkan pada pilihan, setiap pilihan menentukan masa depan. Pilihan yang bijak dan arif sangat diperlukan agar tiada kata menyesal diakhir. Saat itu kami sudah berusaha membuat pilihan yang bijak, mudah-mudah pilihan kami merupakan pilihan yang tepat, Insyaallah. Kami memilih untuk kuliah, biarlah SIM jadi hiasan dompet, semoga suatu saat nanti impian punya mobil tercapai. Amin.