Coretan pena

Selasa, 29 Oktober 2013

Bahagianya punya jiran yang baik

                                                                                                                          

                                                                                                                              Oleh : Lisa Tjut Ali                             



Sering kali kami berpapasan dengan lelaki itu. Lelaki gondrong itu selalu berjalan dengan anjing hitam kesayangannya. Dibiarkannya anjing itu bergerak lincah tanpa diikat. Ketika melihat kami, lelaki itu segera memanggil anjing hitam itu kearahnya, anjing itu seperti sudah mengerti isyarat, segera mendekat dan merapat ke tuannya. Lelaki itu segera memengang erat anjingnya dan tersenyum ramah kearah kami sambil menyapa '' hallo, guten morgen'' . '' Morgen '' jawab kami membalas sapanya.

Di hari yang lain ketika saya asyik berbincang dengan suami, tanpa sadar di simpang lorong, dalam arah yang berlawanan anjing hitamnya telah berlari kearah kami, dengan cepat lelaki itu pun segera mengalihkan anjing itu agar tidak terkena kami. Lelaki itu seperti mengerti kalau kami menghindar terkena anjing, tanpa perlu kami beri tahu.

Suami saya bukan lelaki yang suka membincangkan perihal orang lain, apalagi jika tanpa saya tanya. namun hari ini dari ceritanya, saya dapat memahami, betapa nyamannya suami bila berhadapan atau bertemu dengan lelaki gondrong itu, bukan saja suami, saya pun merasa sangat nyaman dengan kehadiran lelaki itu.

Lelaki gondrong yang sekilas terlihat misterius itu adalah tetangga kami, walau kami berbeda agama, berbeda negara, namun ia sangat toleransi. Nyaman sekali rasanya punya tetangga seperti dirinya. Kini saya dapat memahami kenapa dalam islam mengajarkan berbuat baik dengan tetangga, karena dengan adanya tetangga yang baik dan pengertian, jiwa kita merasa tenang, walau hanya berupa sapaan, senyuman atau lambaian tangan dari kejauhan, akan tetap menjadi semangat kala kita kembali ke rumah. namun saya tak dapat membayangkan jika mendapatkan tetangga yang tidak baik, suka menganggu, tentu saja saya akan merasa tidak nyaman. Allhamdulillah, karena Allah menganugrahi kami tempat tinggal dengan tetangga yang baik.

“Di antara kebahagiaan seorang muslim di dunia adalah tetangga yang baik, rumah yang luas dan kendaraan yang menyenangkan.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman!” Nabi ditanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab,”Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatannya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah… — disebutkan diantaranya– Sesorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian.” (HR. Ahmad)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang terbaik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik kepada tetangganya.”(HR. at-Tirmidzi, Ahmad dan ad-Darimi, dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash radhiyallahu ‘anhuma)

At-Thabrani meriwayatkan dari Jabir r.a., dari Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Tetangga itu ada tiga macam: tetangga yang hanya memiliki satu hak, yaitu orang musyrik, ia hanya memiliki hak tetangga. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu seorang muslim: ia memiliki hak tetangga dan hak Islam. Dan tetangga yang memiliki tiga hak, yaitu tetangga, muslim memiliki hubungan kerabat; ia memiliki hak tetangga, hak Islam dan hak silaturrahim.”

Semoga kelah saya punya sebuah rumah yang bertetangga muslim memiliki hubungan kerabat agar memiliki 3 hak ini : hak tetangga, hak Islam dan hak silaturrahim




( *  Catatan dan renungan



Senin, 07 Oktober 2013

Catatan Austria : Mengembara ke Negeri Salzburg

                                                                                                 
                                                                                                              Oleh : Lisa Tjut Ali

                                                                                           


Jalan-jalan, memotret dan menulis adalah hobi saya. Setiap melakukan perjalanan biasanya saya menemukan inspirasi baru yang dapat saya tulis dan berbagi pengalamannya. Untuk memenuhi hobi saya ini, tentu saja dengan memburu tiket-tiket transportasi yang murah meriah sesuai dengan keuangan. Kali ini kami mendapatkan paket liburan murah ke Austria (Salzburg), hanya dengan tiket Bavarian Munchen seharga 26 euro, saya dan suami dapat menikmati indahnya kota Salzburg.  Tiket Bavarian ini adalah tiket seharian penuh untuk mengelilingi Munchen plus Salzburg. Tiket ini berlaku dari Munchen Hbf sampai ke Salzburg Hbf. Nah begitu di Salzburg pengunjung dapat  keliling kota Salzburg dengan membeli tiket seharian yang berlaku untuk seluruh kota sazburg. Saya dan suami lebih suka keliling kota dengan berjalan kaki, selain lebih puas untuk motret-motret juga dapat singgah-singgah kalau menemukan tempat yang menarik. Tentu saja dengan berpandukan peta dan alamat Salzburg. 

Schloss Mirabell  

Dari Salzburg Hbf saya dan suami menuju Schloss Mirabell  yaitu istana yang terkenal dengan tamannya yang indah. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1606 atas perintah pangeran uskup Wolf Dietrich Raitenau sebagai kediaman gundiknya Salome Alt. Istana dengan tamannya yang memukau ini  termasuk sebagai situs warisan dunia UNESCO.

 
Schloss Mirabell




Schloss Mirabell   atau Istana Mirabell ini sangat terkenal dengan tamannya yang indah, kalau musim semi keindahan tamannya semakin lengkap dengan warna-warni bunga, berbagai macam ukiran patung pun ikut memperindah taman Mirabell. Begitu masuk pintu gerbang taman, saya langsung melihat air mancur berdekorasi kuda, di air mancur inilah  yang menjadi  salah satu setting film The Sound of Music.

Setelah puas motret-motret di  Schloss Mirabell, dari taman ini kami terus berjalan keliling kota mengikuti gerak hati. Menapaki setiap alun-alun kota, sambil jepret-jepret kiri kanan, tangan pun tidak berhenti menghapus keringat yang bercucuran. Di Austria cuacanya memang lebih panas dibandingkan Duisburg. Kami pun berhenti di Mozartwohnhaus.  

Mozartwohnhaus

Mozartwohnhaus adalah kediaman Mozart tempo dulu. Di rumah inilah mozart menghabiskan hari-harinya, tentu saja dengan kegemaran musiknya. Sekarang tempat ini telah dijadikan sebagai salah satu objek wisata, banyak barang peninggalan Mozart  dahulu yang dapat dilihat pengunjung. Tak jauh dari Mozartwohnhaus terdapat pula Mozartgeburtshaus .

Mozartgeburtshaus

Mozartgeburtshaus adalah rumah tempat Mozart mungil dilahirkan, disini lah awalnya tangisan mozart bergema hingga akhirnya tumbuh menjadi seorang pemusik yang dikenal dunia. Wolfgang Amadeus Mozart begitu orang mengenalnya hingga sekarang sebagai  komponis  terkenal dari Salzburg Austria 

Salzburg itu romantiknya hampir sama dengan kota Venice. Jika di Venice kita terhibur dengan Gondola-gondolanya, maka di Salzburg kita akan terhipnotis dengan alunan musik klasik khas Mozart. Hampir setiap pusat perbelanjaan memutar musik jenis ini. Salzburg memang sangat populer dengan tokoh komponis yang satu ini, bahkan souvenir-souvenir yang dijual pun berupa alat musik ala Mozart, coklat-coklat bergambar dan berbentuk Mozart dan alat musiknya. Salzburg yang merupakan salah satu kota terbesar di Austria, selain di kenal sebagai kota musik klasik juga terkenal sebagai kota garam dulunya. Kekayaan penduduk banyak bersumber dari pendapatan hasil olahan garam.

Hohensalzburg  Castle

Setelah puas melihat rumah kelahiran Mozart, saya dan suami kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini tujuan kami adalah mengunjungi kastil Hohensalzburg yang letaknya di atas puncak, kastil ini telah dibangun sejak tahun 1077 ketika uskup Agung Gebhard von Helfenstein. Untuk kesana kami mengunakan kereta listrik tram yang jalurnya menanjak dan menurun.  Kereta ini sengaja didesain tanpa tempat duduk agar tidak jungkir balik saat menaiki tanjakan yang menjulang serta menurun. Benar-benar uji nyali naik kereta ini, terutama bagi saya yang takut ketinggian. 


 
Kereta listrik (Tram)



 
Jalurnya menanjak dan menurun.


Rasa ngeri saya bertambah ketika melihat kota Salzburg dari ketinggian istana. Ketinggian membuat saya begitu takut, namun rasa kagum dengan keindahannya membuat saya nekat untuk motret-motret dari atas. Apalagi dari atas istana ini saya dapat melihat puncak pergunungan alpen yang diselimuti salju putih. Memang Salzbug memiliki alam yang indah di bagian utara pegunungan Alpen. Untuk melihat puncak alpen terdekat pengunjung dapat ke puncak Untersberg yang mempunyai ketinggian 1972 meter.

Dalam kastil Hohensalzburg banyak menyimpan sejarah tempo dulu seperti ruangan tempat tidur pangeran yang bersalut emas, ruang pertemuan lengkap dengan alat musik, dan galeri-galeri masa kerajaan dahulu termasuk senjata dan seragam prajurit, semua masih tertata rapi dan terawat. Di bangunan yang lain saya juga bisa melihat berbagai ruang penyiksaan lengkap dengan peralatan hukuman seperti kursi besi, topeng besi yang runcing, rantai kaki dan tangan, dll. Dari peralatan-peralatan itu saya dapat membayangkan bagaimana kerasnya penyiksaan terhadap tawanan perang  yang dilakukan di kastil ini. Benar-benar merinding bulu kuduk saya melihat gambar-gambar dan peralatan di ruangan tersebut.



Hohensalzburg  Castle


Sebenarnya ingin sekali saya memotret setiap ruangan dan peralatan yang ada, namun di kastil ini dilarang mengunakan kamera, petugas dan CCTV pun ada di setiap sudut. Secara sembunyi-sembunyi sempat juga saya  motret pakai handphone, sambil senyum nyengir pada petugas wanita yang berdiri di salah satu sudut ruang tidur pangeran,  pegawai itu seakan tahu bahwa saya sangat antusias ingin memotret,  dibiarkannya saya memotret setiap ruang pribadi pangeran. Saya benar-benar kagum dengan ruangan tersebut, walau kastil ini telah dibina ratusan abad yang lalu, namun desainnya sangat modern, langit-langit kamar sang pangeran dihiasi ukiran emas seakan terkesan seperti kerlipan bintang di langit, saya sempat juga lihat kamar mandi dan WC sang pangeran, peralatan mandinya lucu dan unik sekali. 

Beberapa stelan jas lengkap dengan atributnya tertata rapi dalam lemari kaca, wow saya benar-benar terkesima melihat  baju peninggalan sang pangeran, desainnya sangat indah tak kalah dengan baju desainer sekarang ini, padahal umur baju tersebut sudah ratusan abad yang lalu. Ruang dapur plus peralatan makannya juga sangat klasik.  Lelah juga mengunjungi setiap sudut kastil ini, padahal masih ada beberapa bangunan istana yang belum saya masuki.
Saya dan suami pun kembali menyusuri sungai  Salzach, menikmati alunan musik yang membuat kami terlena dalam panasnya sinar matahari di musim panas. Seakan-akan seperti mimpi dapat berjalan di alun-alun kota salzburg. 


 
Sungai  Salzach